Pada hari Kamis yang lalu para pejabat dari negara AS, Rumania dan juga
Pimpinan NATO menghadiri upacara peresmian atas mulai beroperasinya
stasiun pertahanan radar anti rudal balistik yang telah dibangun di daerah Devesulu, Rumania. Hal ini merupakan bagian dari perluasan sistem pertahanan anggota NATO yang berada di wilayah Eropa. Stasiun radar anti rudal tersebut dikatakan dibangunnya sangat mirip dengan "sensor dan penembak" yang telah ditempatkan
pada kapal perang AS Aegis. Pernyataan dari AS bahwa sistem Aegis itu merupakan sebagai tameng pelindung negara-negara
anggota NATO dari serangan rudal jarak pendek hingga menengah, khususnya
yang berasal dari Timur Tengah.
Namun pihak Rusia mengatakan bahwa sistem anti rudal Aegis milik AS di Rumania itu telah melanggar
traktat negara-negara nuklir. Rusia pun mengancam akan mengambil
langkah-langkah balasan. Pemerintah Rusia juga mengatakan bahwa tujuan dibangunnya sistem anti rudal di Rumania tersebut adalah
untuk melumpuhkan persenjataan nuklir Moskow. Namun pemerintah AS
bersikeras, sistem rudal tersebut tidak ditujukan terhadap Rusia.
Amerika Serikat diyakini telah menghabiskan dana sebesar 800 juta dolar untuk
membangun sistem pertahanan anti rudal di Rumania itu, yang dimulai
sejak tahun 2013 lalu. Stasiun Pertahanan di Devesulu tersebut adalah sistem Pertahanan pencegat rudal balistik berbasis darat pertama yang didirikan di Eropa. Dikatakan juga bahwa proyek pembangunan untuk basis yang berikutnya akan dibangun di Polandia utara. Bersama dengan empat kapal perang AS Aegis, Stasiun Aegis darat ini akan
menyediakan jaringan yang dapat mengidentifikasi, melacak dan menembak
jatuh rudal balistik yang ditembakkan ke arah Eropa. Turki juga sudah memiliki radar peringatan dini yang mengaktifkan sistem
Aegis dan akan bergabung dengan salah satu di Inggris. kapal perang Belanda dan Denmark juga sedang dilengkapi dengan sensor yang juga akan di pasang sistem Aegis. Dan ini semua akan dikendalikan dari pangkalan AS di Ramstein, Jerman.
Pihak Rusia melihat aktivasi sistem pertahanan tersebut
sebagai ancaman terhadap keamanannya, tetapi klaim tersebut dibantah oleh
NATO. Moskow berpendapat pemasangan tameng anti rudal semacam itu yang dibangun di
negara-negara tetangga sebelahnya jelas merupakan ancaman terhadap Rusia.
“Sistem ini untuk melawan siapa?” tanya juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov. “Dari penjelasan awal yang diberikan kepada kami katanya untuk
menangkal serangan potensial yang datang dari Iran, sekarang kami tahu
situasinya telah berubah dramatis,” kata Peskov. Sebagaimana diketahui
Iran adalah sekutu dari Rusia. Baik pejabat AS maupun NATO berusaha menenangkan Moskow dengan
mengatakan bahwa sistem anti rudal itu tidak akan membahayakan sistem
pertahanan rudal balistik antar benua Rusia.
0 comments:
Post a Comment