Saturday, 14 May 2016

01:04:00

Pada hari Kamis yang lalu para pejabat dari negara AS, Rumania dan juga Pimpinan NATO menghadiri upacara peresmian atas mulai beroperasinya stasiun pertahanan radar anti rudal balistik yang telah dibangun di daerah Devesulu, Rumania. Hal ini merupakan bagian dari perluasan sistem pertahanan anggota NATO yang berada di wilayah Eropa. Stasiun radar anti rudal tersebut dikatakan dibangunnya sangat mirip dengan "sensor dan penembak" yang telah ditempatkan pada kapal perang AS Aegis. Pernyataan dari AS bahwa sistem Aegis itu merupakan sebagai tameng pelindung negara-negara anggota NATO dari serangan rudal jarak pendek hingga menengah, khususnya yang berasal dari Timur Tengah.
Namun pihak Rusia mengatakan bahwa sistem anti rudal Aegis milik AS di Rumania itu telah melanggar traktat negara-negara nuklir. Rusia pun mengancam akan mengambil langkah-langkah balasan. Pemerintah Rusia juga mengatakan bahwa tujuan dibangunnya sistem anti rudal di Rumania tersebut adalah untuk melumpuhkan persenjataan nuklir Moskow. Namun pemerintah AS bersikeras, sistem rudal tersebut tidak ditujukan terhadap Rusia.
 

Amerika Serikat diyakini telah menghabiskan dana sebesar 800 juta dolar untuk membangun sistem pertahanan anti rudal di Rumania itu, yang dimulai sejak tahun 2013 lalu. Stasiun Pertahanan di Devesulu tersebut adalah sistem Pertahanan pencegat rudal balistik berbasis darat pertama yang didirikan di Eropa. Dikatakan juga bahwa proyek pembangunan untuk basis yang berikutnya akan dibangun di Polandia utara. Bersama dengan empat kapal perang AS Aegis, Stasiun Aegis darat ini akan menyediakan jaringan yang dapat mengidentifikasi, melacak dan menembak jatuh rudal balistik yang ditembakkan ke arah Eropa. Turki juga sudah memiliki radar peringatan dini yang mengaktifkan sistem Aegis dan akan bergabung dengan salah satu di Inggris. kapal perang Belanda dan Denmark juga sedang dilengkapi dengan sensor yang juga akan di pasang sistem Aegis. Dan ini semua akan dikendalikan dari pangkalan AS di Ramstein, Jerman.


Pihak Rusia melihat aktivasi sistem pertahanan tersebut sebagai ancaman terhadap keamanannya, tetapi klaim tersebut dibantah oleh NATO. Moskow berpendapat pemasangan tameng anti rudal semacam itu yang dibangun di negara-negara tetangga sebelahnya jelas merupakan ancaman terhadap Rusia.

“Sistem ini untuk melawan siapa?” tanya juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov. “Dari penjelasan awal yang diberikan kepada kami katanya untuk menangkal serangan potensial yang datang dari Iran, sekarang kami tahu situasinya telah berubah dramatis,” kata Peskov. Sebagaimana diketahui Iran adalah sekutu dari Rusia. Baik pejabat AS maupun NATO berusaha menenangkan Moskow dengan mengatakan bahwa sistem anti rudal itu tidak akan membahayakan sistem pertahanan rudal balistik antar benua Rusia.

0 comments: