Puncak Pertemuan anggota G7 telah berakhir di Jepang dengan bersumpah
untuk mengatasi risiko terhadap pertumbuhan dan peringatan terhadap UK
keluar dari Uni Eropa. Para pemimpin kelompok G7 mengatakan ekonomi dunia merupakan prioritas
yang mendesak dan memperingatkan bahwa suara Inggris yang akan keluar dari anggota Uni
Eropa akan dapat mengancam pertumbuhan global.
Dalam
sebuah pernyataan setelah pertemuan puncak dua hari di resor Jepang
Ise-Shima, tujuh negara industri terkemuka di dunia berjanji untuk
"secara kolektif mengatasi" risiko besar demi pertumbuhan global dan
berkomitmen untuk pendekatan kooperatif dalam beefing kebijakan untuk
merangsang ekonomi yang sedang lesu.
"Pertumbuhan global masih di bawah potensi, sedangkan kekuatanrisiko pertumbuhan lemah," kata para pemimpin G7 dalam
deklarasi pada hari Jumat lalu. "Dengan
mempertimbangkan situasi negara tertentu, kami berkomitmen untuk
memperkuat respon kebijakan ekonomi kita dengan cara yang kooperatif dan
menggunakan banyak kebijakan yang lebih kuat dan seimbang, agar cepat
mencapai pola pertumbuhan yang kuat, yang berkelanjutan dan seimbang,"ujarnya.
Bulan lalu, Dana Moneter Internasional memangkas pertumbuhan
ekonomi global untuk tahun ini menjadi 3,2 persen, dibandingkan dengan
perkiraan pada awal tahun yaitu 3,4 persen. Pada tahun 2017, IMF mengatakan ekonomi global akan tumbuh sebesar 3,5 persen, turun 0,1 persentase poin dari proyeksi Januari-nya.
Kelompok G7 terdiri dari negara-negara Inggris, Jerman, Kanada, Perancis, Italia, Jepang dan Amerika Serikat. Juga memperingatkan bahwa pemisahan Inggris (Brexit) dari Uni Eropa dalam referendum bulan depan bisa memiliki konsekuensi bencana ekonomi.
"Keluarnya keanggotaan Inggris dari Uni Eropa akan membalikkan kecenderungan perdagangan dan investasi yang lebih besar secara global, dan tindakan mereka ini merupakan risiko yang cukup serius kedepan dalam pertumbuhan," kata mereka.Banyak komentar yang mengatakan keprihatinan internasional atas kemungkinan keluarnya Brexit, sebagai pemilih UK mempersiapkan referendum pada 23 Juni untuk memutuskan apakah akan meninggalkan blok 28-negara.
"KTT ini mengirimkan sinyal bahwa kita semua berharap bahwa Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa," kata Kanselir Jerman Angela Merkel. "Tapi tentu saja keputusan harus dibuat oleh para pemilih Inggris. David Cameron, Perdana Menteri Inggris, telah berkampanye untuk Inggris untuk tetap tinggal di keanggotaan uni Eropa, dengan hasil dari jajak pendapat terbaru menunjukkanbanyak yang mendukung agar keanggotaan Uni Eropa diteruskan. Namun, kampanye "keluarnya" brexit ini memiliki persaingan yang cukup ketat, dengan sejumlah pendukung dari orang-orang yang terkemuka, termasuk mantan walikota London Boris Johnson.
"Brexit" bukanlah masalah utama yang dibicarakan dalam KTT G7. Namun, para pemimpin G7 ingin itu harus diidentifikasi dalam laporan yang
diterbitkan setelah puncak acara dan itu akan termasuk dalam catatan laporan.
Dalam pembicaraan hal lain G7 juga menyebutkan masalah imigrasi besar-besaran yang sedang terjadi dan migrasi adalah tantangan yang besar. G7 berjanji untuk meningkatkan bantuan global seperti kebutuhan jangka menengah dan panjang bagi para pengungsi dan orang terlantar. "G7 mengakui gerakan migran besar-besaran yang sedang berlangsung dan pengungsi adalah tantangan global yang membutuhkan respon global," kata para pemimpin.
Mereka mengatakan mereka akan "berkomitmen untuk meningkatkan bantuan global untuk memenuhi kebutuhan mendesak dan jangka panjang pengungsi, serta masyarakat bagi negara tuan rumah". Kelompok ini juga menyatakan keprihatinan atas kawasan Timur dan laut China Selatan, di mana China telah mengambil tindakan lebih tegas di tengah sengketa wilayah dengan Jepang dan beberapa negara Asia Tenggara.
Tanpa menyebutkan Cina, yang memiliki klaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, G7 menegaskan komitmennya untuk membantu penyelesaian dengan cara damai pada sengketa maritim ini.
0 comments:
Post a Comment