Setidaknya lima orang India telah dituduh melakukan penyerangan terhadap orang Afrika di New
Delhi, mereka telah ditangkap setelah diplomat Afrika mendesak pemerintah India
untuk menjamin keamanan warga negara mereka yang tinggal di negara ini. Menteri Dalam Negeri India Rajnath Singh pada hari Minggu mengutuk
serangan tersebut dan meminta polisi kota untuk mengambil tindakan tegas terhadap
para pelakunya.
Singh mengatakan pada hari Minggu bahwa "tidak ada unsur rasisme"
menyusul serangan Kamis ketika enam orang Afrika dipukuli di lingkungan
Mehrauli New Delhi", Ini bukan seolah-olah ada gerakan publik terhadap warga negara
Afrika," katanya kepada NDTV, saluran TV India swasta, sebelum
menambahkan bahwa serangan terjadi "di lokasi yang berbeda, pada waktu
yang berbeda dan untuk alasan yang berbeda.
Kenneth Igbinosa, seorang pendeta lokal, mengatakan
kepada NDTV ia dipukul dengan tongkat kriket oleh sekelompok orang saat ia
kembali ke rumah bersama istri dan anaknya yang beusia empat bulan pada hari Kamis. NDTV juga menambahkan ada dua orang lagi yang diduga telah dipukuli dengan tongkat kriket. Serangan itu terjadi dalam waktu seminggu setelah seorang guru Kongo dipukul sampai mati setelah terjadi keributan dalam hal menyewa taksi. Selain itu, Mahesh Sharma, menteri pariwisata dan budaya
India, memicu kontroversi dengan mengatakan itu tidak adil jika digambarkan
bahwa India adalah negara yang tidak aman, "insiden tersebut
juga terjadi di bagian dunia lainnya". "India adalah negara besar dan insiden tersebut akan memberikan nama
buruk bagi India. Ini adalah insiden kecelakaan. Namun, bahkan Afrika juga tidak
aman," kata Sharma kantor berita lokal IANS.
Dalam sebuah acara pertemuan persatuan, sekelompok duta Afrika mengatakan
warga negara mereka tinggal di sebuah "lingkungan dalam suasana ketakutan dan
ketidakamanan". Mereka memperingatkan mereka akan merekomendasikan pemerintah mereka
tidak mengirimkan siswa ke India sampai kondisi keamanan sudah membaik,
menyusul serangkaian apa yang mereka katakan sebagai serangan rasial. Ribuan orang dari negara-negara Afrika belajar dan bekerja di India
tetapi beberapa insiden telah menyuarakan keprihatinan kekerasan rasis
dan diskriminasi. Pada tahun 2013 lalu, seorang warga Nigeria tewas oleh massa di kawasan
wisata Goa, dan Menteri Negara pada saat itu kemudian memanggil Nigeria dengan sebutan
"kanker". Selain itu Mantan
menteri hukum Delhi juga dituduh pada tahun 2014 melecehkan perempuan
Afrika setelah ia memimpin massa main hakim sendiri di daerah
ibukota, yang menuduh mereka sebagai pelacur.
0 comments:
Post a Comment