Saturday, 28 May 2016

23:17:00

Pada kejadian yang terdahulu hampir setengah dari populasi saiga (antelop) di dunia yang merupakan sebuah spesies kijang tua dari mammoth mati dimangsa oleh patogen aneh tepatnya pada tahun lalu, dalam sebuah acara para ilmuwan telah memperkirakan akibat dari fluktuasi suhu yang terjadi begitu cepat yang juga disebabkan oleh perubahan iklim.

Lebih dari 200.000 ekor Saiga ini yang juga merupakan kijang kecil asli dari kawasan Asia Tengah, mati dalam jangka waktu selama dua minggu pada bulan mei 2016 ini di wilayah Betpak-Dala Kazakhstan, kejadian ini mendorong spesies ini menjadi keambang kepunahan. D
iperkirakan saat memasuki musim kawin pada tahun ini, para ilmuwan mengatakan bahwa racun yang telah menyebabkan kematian dari spesies ini diproduksi oleh sebuah bakteri yang dianggap tidak berbahaya dan memang hidup dan tinggal di dalam saluran pernapasan dari Saiga ini, dan besar kemungkinan karena racun inilah yang bertanggung jawab atas kematian mendadak pada semua hewan ini.

Mereka mengatakan faktor penyebab lainnya juga karena cuaca yang terjadi tidak seperti biasanya, musim dingin yang sangat dingin dan diikuti oleh musim semi yang sangat basah dapat memungkinkan menghasilkan racun yang diproduksi oleh bakteri Pasteurella dan menyebabkan perdarahan internal fatal dalam organ hewan ini.



"Faktor iklim kemungkinan besar memiliki peran dalam hal ini, Penyakit ini memang telah sering dikaitkan dengan kejadian di kawasan setempat seperti ketika ada badai atau penurunan suhu yang secara tiba-tiba," kata Richard Kock, seorang profesor di Royal Veterinary College di London. Menurut para peneliti, saigas perempuan dan betis yang diperkirakan paling cepat memberikan efek atas serangan penyakit ini.  Dalam waktu beberapa jam saja sudah menunjukkan gejalanya, diantaranya terkena diare dan keluarnya busa di mulutnya dan kemudian hewan ini langsung mati. 

Sekitar jutaan Saiga pernah menjelajahi padang rumput di Asia, spesies ini mudah untuk dikenali melalui hidung besar mereka yang sangat khas,  tetapi sejak akhir abad ke-20, kegiatan perburuan telah mendorong spesies ini ke ambang kepunahan. Tujuan dari perburuan adalah untuk mengambil tanduk mereka yang biasa digunakan dalam pengobatan tradisional Cina, populasi global Saiga telah menurun lebih dari 95 persen dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, menurut laporan dari Saiga Conservation Alliance. Pada tahun 2013 lalu, populasi Saiga yang hidup masih lebih dari 300.000 ekor, namun sejak terjadinya serentetan kematian pada tahun lalu, sekarang populasinya diperkirakan kurang dari 100.000 ekor.


0 comments: