Thursday, 5 May 2016

23:30:00

Namanya Hong Hong, umurnya saat ini (mei 2016) hampir berusia 4 bulan, tinggal di kota Pingjiang provinsi Hunan Cina dan memiliki 31 jari tangan dan kaki. Anak ini lahir pada bulan Januari yang lalu dengan memiliki 15 jari tangan dan 16 jari kaki. Dia juga memiliki dua telapak tangan di masing-masing tangannya dan tidak memiliki ibu jari.

Dokter mendiagnosis Hong Hong dengan istilah medis polydactylism, yaitu kondisi bawaan yang terjadi seperti pada manusia, anjing dan kucing, yaitu memberi mereka jari tangan kaki ekstra. Polydactyly adalah kondisi yang cukup umum, mempengaruhi sekitar satu dari setiap 1.000 orang kelahiran, ini menurut lembaga Peduli Kesehatan Anak di Atlanta. Orang tua Hong Hong saat ini mencoba untuk mengumpulkan dana sehingga anak mereka dapat menjalani operasi. Kondisi seperti ini biasanya diturunkan dari keluarga, khususnya dalam kasus Hong Hong ini. Ibu anak itu juga memiliki polydactylism, dengan enam jari tangan dan kaki. Saat dia hamil dengan Hong Hong, kedua orang tua khawatir anak mereka akan mewarisi kondisi seperti ibunya.


Menurut penjelasan dari sang ayah bayi Zou Chenglin, saran medis untuk sekarang Hong Hong masih terlalu muda untuk menjalani operasi. Sementara itu, orang tuanya tetap mencari saran medis tentang bagaimana cara mereka dalam memperlakukan anaknya. Dokter juga telah memberikan saran yang berbeda kepada keluarga, dengan beberapa mengatakan operasi jauh lebih rumit dari yang diperkirakan karena Hong Hong tidak hanya perlu penghapusan jari ekstranya, tetapi juga perlu direkonstruksi untuk ibu jarinya yang tidak ada. Dikatakan Ibu jarinya sangatlah penting karena dengan ibu jari dapat memberikan orang kemampuan untuk memahami objek.

Selain itu ayahnya mengatakan untuk operasinya bisa memerlukan biaya sebesar 200.000 yuan Cina (sekitar $ 30,000), Pasangan itu sekarang telah mencari bantuan dana melalui internet, dan sampai sejauh ini mereka sudah mengumpulkan lebih dari 40.000 yuan (lebih dari $ 6.000) melalui sumbangan online. Tetapi mereka telah memutuskan untuk menghentikan upaya tersebut karena mereka telah menerima banyak komentar-komentar yang kontroversial mengenai tindakan mereka yang mengumpulkan uang online itu. Dan untuk saat ini, keluarga berencana untuk kembali ke kota Shenzhen, di mana mereka tinggal, sehingga ayah bisa kembali bekerja untuk mengumpulkan dana buat operasi anaknya, ungkap si ayah.

0 comments: