Sudah selama 3 dekade berlalu dari kejatuhan masa kediktatoran Marcos, yang telah meninggalkan luka mendalam dan abadi pada negara ini, rakyat Filipina telah banyak yang meneriakkan untuk datangnya "perubahan". Setelah seringnya terjadi keluhan panjang dalam politik negara ini, akhirnya sebagian besar warga Filipina telah memilih kandidat yang telah berani dan terbuka untuk mempertanyakan utilitas dan kebijaksanaan dari lembaga-lembaga demokrasi negara Filipina.
Karena telah muak dengan janji-janji kosong, dan mengalami penderitaan kemiskinan dan termasuk salah satu negara yang memiliki tingkat pengangguran tertinggi di Asia, rakyat Filipina telah mencoba untuk memilih kandidat yang biasa disebut dengan “vokal” nya dengan harapan akan membawa perubahan besar ke depannya bagi Filipina.
Rodrigo Duterte, kandidat walikota yang dikatakan
bicaranya yang tangguh dan blak-blakan yang berasal dari kota Davao, telah
mengklaim kemenangan telak dengan memperoleh suara sebanyak 5 juta suara melebihi
saingan terdekatnya dalam pemilihan presiden yang lalu dengan satu putaran di
filipina pada pemilu 2016 hari senin yang lalu.
Melalui
kampanye sebelumnya rakyat Filipina saat ini memiliki harapan besar untuk
perubahan atas Filipina, bagaimana pun administrasi dari pihak Duterte mulai
menghadapi perjuangan yang berat ke depannya untuk membuktikan janji-janjinya dalam
memuaskan warga negara Filipina yang sudah tidak sabar, kelelahan, dan muak
dengan keadaan politik di negara mereka sekarang.
Kampanye
dari Rodrigo Duterte telah menjadi kampanye pemilu yang paling mempengaruhi
dalam sejarah Filipina modern. Sampai
saat waktu terakhir masa kampanyenya, selama
pidatonya mereka menggunakan bahasa yang sangat garang dan keras terhadap
lawan-lawan mereka.
Tim
sukses dari Duterte, telah berhasil mengumpulkan ratusan ribu pendukung yang sangat
antusias, dengan menjanjikan akan memberikan perubahan radikal dan akan mengakhiri
kekuasaan “oligarki” di Filipina. Namun, lawan terdekatnya Presiden Benigno
Aquino, telah berjanji akan tetap memperjuangkan berdirinya demokrasi dan
melindungi terhadap ancaman yang akan datang yang diperkirakan akan munculnya kediktatoran
di bawah kepemimpinan Mr.Duterte.
Benturan-benturan
narasi yang cukup keras dari para kandidat memang sudah biasa di saat masa kampanye
yang lalu demi untuk mengambil simpati dari rakyat. Namun, pihak dari Komisi
Pemilihan melalui pemilu 2016 ini telah mencapai kesuksesan yang cukup besar
karena telah berhasil dikatakan pemilu yang paling damai, kredibel, dan
transparan dalam sejarah pemilu-pemilu yang sebelumnya di Filipina.
0 comments:
Post a Comment