Thursday, 12 May 2016

00:57:00

Sudah selama 3 dekade berlalu dari kejatuhan masa kediktatoran Marcos, yang telah meninggalkan luka mendalam dan abadi pada negara ini, rakyat Filipina telah banyak yang meneriakkan untuk datangnya "perubahan". Setelah seringnya terjadi keluhan panjang dalam politik negara ini, akhirnya sebagian besar warga Filipina telah memilih  kandidat yang telah berani dan terbuka untuk mempertanyakan utilitas dan kebijaksanaan dari lembaga-lembaga demokrasi negara Filipina.
 
Karena telah muak dengan janji-janji kosong, dan mengalami penderitaan kemiskinan dan termasuk salah satu negara yang memiliki tingkat pengangguran tertinggi di Asia, rakyat Filipina telah mencoba untuk memilih kandidat yang biasa disebut dengan “vokal” nya dengan harapan akan membawa perubahan besar ke depannya bagi Filipina.

Rodrigo Duterte, kandidat walikota yang dikatakan bicaranya yang tangguh dan blak-blakan yang berasal dari kota Davao, telah mengklaim kemenangan telak dengan memperoleh suara sebanyak 5 juta suara melebihi saingan terdekatnya dalam pemilihan presiden yang lalu dengan satu putaran di filipina pada pemilu 2016 hari senin yang lalu.

Melalui kampanye sebelumnya rakyat Filipina saat ini memiliki harapan besar untuk perubahan atas Filipina, bagaimana pun administrasi dari pihak Duterte mulai menghadapi perjuangan yang berat ke depannya untuk membuktikan janji-janjinya dalam memuaskan warga negara Filipina yang sudah tidak sabar, kelelahan, dan muak dengan keadaan politik di negara mereka sekarang.

Kampanye dari Rodrigo Duterte telah menjadi kampanye pemilu yang paling mempengaruhi dalam sejarah Filipina modern. Sampai saat waktu  terakhir masa kampanyenya, selama pidatonya mereka menggunakan bahasa yang sangat garang dan keras terhadap lawan-lawan mereka.


Tim sukses dari Duterte, telah berhasil mengumpulkan ratusan ribu pendukung yang sangat antusias, dengan menjanjikan akan memberikan perubahan radikal dan akan mengakhiri kekuasaan “oligarki” di Filipina. Namun, lawan terdekatnya Presiden Benigno Aquino, telah berjanji akan tetap memperjuangkan berdirinya demokrasi dan melindungi terhadap ancaman yang akan datang yang diperkirakan akan munculnya kediktatoran di bawah kepemimpinan Mr.Duterte.

Benturan-benturan narasi yang cukup keras dari para kandidat memang sudah biasa di saat masa kampanye yang lalu demi untuk mengambil simpati dari rakyat. Namun, pihak dari Komisi Pemilihan melalui pemilu 2016 ini telah mencapai kesuksesan yang cukup besar karena telah berhasil dikatakan pemilu yang paling damai, kredibel, dan transparan dalam sejarah pemilu-pemilu yang sebelumnya di Filipina.

0 comments: