Tuesday, 26 April 2016

12:23:00

Presiden AS Barack Obama telah menolak usulan dari Korea Utara bahwa korea utara akan menghentikan uji coba nuklirnya jika AS berhenti melakukan kerjasama latihan militer tahunan dengan korea Selatan. Pada hari Minggu lalu Obama mengatakan kepada wartawan bahwa AS tidak menganggapi serius permintaan itu malah sebaliknya AS akan lebih meningkatkan kerjasamanya.

Menlu Korut Ri Su-yong menyampaikan tawaran tersebut dalam sebuah wawancaranya. Kerjasama latihan militer tahunan yang dilakukan oleh AS dan Korea Selatan secara rutin itu telah mengobarkan ketegangan dengan Korea Utara. Komentar Mr Ri sebagai pihak dari korea Utara mengatakan mereka menembakkan rudal balistik dari sebuah kapal selam di lepas pantai timurnya. Yang menyebabkan PBB mengutuk mereka karena melakukan tes rudal tersebut, yang disebut oleh badan PBB "pelanggaran serius".




Mr Ri telah mengatakan kepada Associated Press, pada hari Sabtu lalu "jika kita terus di dalam situasi konfrontasi ini, ini akan dapat menyebabkan bencana, tidak hanya bagi kedua negara tapi untuk seluruh dunia juga". "Ini benar-benar penting bagi pemerintah Amerika Serikat untuk menarik kebijakan bermusuhan terhadap DPRK dan sekaligus dalam ungkapan ini korea utara ingin AS berhenti melakukan kerjasama latihan perang militer, di Semenanjung Korea. Kemudian kami akan merespon juga," katanya, menggunakan singkatan untuk nama resmi Korea Utara, "Rakyat Demokratik Republik Korea". 

Mr Ri mengisyaratkan bahwa Korea Utara tidak akan mundur meskipun telah diberikan sanksi oleh AS dan sekutunya. "Jika mereka percaya bahwa mereka benar-benar dapat melemahkan kita dengan sanksi, mereka benar-benar keliru, Semakin anda tertekanan maka anda semakin emosional dan bereaksi untuk melawannya"

Kerjasama Latihan Militer AS dan Korea Selatan

Sanksi internasional telah lebih ditingkatkan setelah beberapa uji coba nuklir dan rudal kontroversial yang dilakukan oleh korea Utara. Yang terbaru sekitar minggu lalu, dengan Korea Utara yang mengklaim telah menggunakan "peluncuran dingin" teknologi untuk menembakkan rudal dari kapal selam, di mana yang ditembakkan dengan menggunakan tekanan gas. Selain itu juga dilakukannya uji coba nuklir keempat dengan bom hidrogen pada Januari memicu kecaman dari seluruh dunia, dan mengklaim bulan lalu bahwa mereka telah mengembangkan hulu ledak nuklir cukup kecil yang muat pada rudal balistik, meskipun para ahli telah membantah tuduhan tersebut. Analis percaya bahwa Korea Utara mungkin bersiap-siap untuk uji coba nuklir kelima sebagai aksi unjuk kekuatannya menjelang Kongres Partai Pekerja Korea Utara nanti.

0 comments: