Tuesday 19 April 2016

23:36:00

Setidaknya sekitar 28 orang tewas dan 329 orang terluka dalam ledakan besar yang terjadi di pusat ibukota Afghanistan Kabul. Seorang pembom bunuh diri meledakkan kendaraan dan sempat melakukan baku tembak sengit. Para pejabat mengatakan serangan itu telah diselesaikan dan daerah telah dibersihkan. Seorang juru bicara kelompok Taliban mengatakan bahwa kelompok mereka yang melakukan serangan itu.

Pemboman yang terjadi pada hari Selasa pagi pada jam sibuk di Pul-e-Mahmud, sebuah lingkungan yang sibuk dan banyak rumah, masjid, sekolah, lokasi bisnis selain itu dekat juga dengan departemen Kementerian Pertahanan, departemen lain dan daerah kawasan militer. Tentara dan petugas keamanan dilaporkan ada yang menjadi salah satu korban, namun mayoritas korban adalah warga sipil. Ledakan tersebut menghancurkan jendela hingga 1.6km (satu mil) jauhnya. 


Dari laporan media lokal seorang perwira polisi mengatakan itu adalah salah satu ledakan yang paling kuat yang pernah didengarnya, dan ia tidak bisa melihat atau mendengar sesuatu selama 20 menit akibat ledakan itu. "Salah satu penyerang bunuh diri meledakkan sebuah truk bermuatan bahan peledak di tempat parkir umum di sebelah gedung pemerintah," kata kepala polisi Kabul Abdul Rahman Rahimi. "Penyerang kedua bergerak menyerang pasukan keamanan sehingga terjadi baku tembak dan kemudian ditembak mati oleh petugas," tambahnya. Banyaknya Korban di karenakan serangan itu terjadi di lingkungan yang padat dan pada jam-jam sibuk.


Biasanya Taliban tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut yang telah menyebabkan sejumlah besar kematian korban warga sipil. Tapi hari ini mereka lakukan karena lokasi target di nilai tempat yang bagus dan mereka tampaknya memang mengincar target warga sipil untuk menjadi korbannya. Negara ini telah berperang selama tiga dekade, dengan bahan peledak yang mudah didapatkan disana dan secara umum pula keterampilan pembuatan bom banyak yang telah ahli. Taliban "ofensif musim semi" adalah bagian dari perang propaganda. Kelompok ini berjuang selama bertahun-tahun melawan pasukan keamanan Afghanistan. Ini telah terjadi sekitar 37 tahun terakhir.


Dalam sebuah pernyataan di website Pashto, Taliban mengatakan beberapa militan berhasil menembus pertahanan dari Direktorat Keamanan Nasional, dan mereka memiliki agen mata-mata yang berada di dalam pemerintahan dan memiliki pangkat tinggi. Tidak jelas persis berapa banyak pelaku penyerangan yang terlibat dan Taliban dikatakan telah membesar-besarkan kejadiannya. Letak Istana presiden hanya beberapa ratus meter dari tempat terjadinya ledakan dan presiden mengutuk keras atas serangan tersebut.

"Serangan teroris pengecut seperti itu tidak akan melemahkan kemauan dan tekad pasukan keamanan Afghanistan untuk memerangi terorisme." Sebuah tweet dari akun resmi kantor Presiden Ghani mengatakan serangan itu "jelas menunjukkan kekalahan musuh pada pertempuran dengan ANSDF" - Keamanan Nasional Afghanistan dan Pasukan Pertahanan. Namun para wartawan mengatakan bahwa sebenarnya Taliban telah memperoleh kembali kekuatannya karena sebagian besar pasukan Inggris, Amerika dan pasukan NATO yang telah meninggalkan afghanistan pada tahun 2014 lalu. Hal ini juga telah didukung oleh banjirnya kedatangan pejuang asing yang bergabung dengan Taliban, dan sekarang telah banyak menguasai sebagian besar daerah Afghanistan.


0 comments: