Saturday 7 May 2016

12:43:00

Dari laporan terbaru gencatan senjata di kota Aleppo Syria telah diperpanjang selama tiga hari kedepan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya situasi yang lebih buruk lagi, kata kementerian pertahanan Rusia. Tentara Syria telah mengumumkan untuk dilakukannya gencatan senjata selama dua hari pada Rabu yang lalu, setelah dua minggu akibat bentrokan yang terjadi antara pihak pemerintah dan pemberontak telah menewaskan sekitar 300 warga sipil.

Pemerintah Syria selama ini sudah sangat terbantu karena adanya dukungan dari negara Rusia yang memang sebagai sekutunya, milite Rusia telah ikut melakukan serangan udara sejak bulan September 2015 yang lalu. Kota Aleppo, yang letaknya di sebelah utara Syria dahulunya merupakan daerah pusat industri dan pusat keuangan negara sebelum terjadinya perang saudara yang dimulai sekitar lima tahun yang lalu, dan saat ini kota ini sudah sebagian besar hancur akibat konflik yang terjadi. Kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini di kota Aleppo merupakan masa yang terburuk selama lebih dari satu tahun ini.


Laporan menunjukkan bahwa dampak dari gencatan senjata dalam waktu yang singkat ini telah memberikan sedikit waktu tenang bagi warga kota Aleppo. Salah satu pedagang mengatakan "Toko mulai berani dibuka dan orang-orang dapat sedikit menarik napas untuk tenang. "Kami tidak mendengar suara tembakan dan pemboman yang biasanya sering kami dengar”. Namun di daerah sebelah selatan kota Aleppo, pertempuran tetap terus terjadi antara tentara Syria dan pemberontak termasuk al-Nusra Front, afiliasi al-Qaeda yang tidak termasuk dalam daerah perjanjian gencatan senjata dan penghentian permusuhan.


Namun menurut laporan dari media pemerintah mengatakan ada satu orang korban tewas dalam kejadian penembakan oleh pihak pemberontak pada Rabu malam yang lalu. Penghentian secara nasional mengenai permusuhan ini telah ditengahi oleh AS dan Rusia pada akhir Februari lalu. Rusia mengatakan pada hari Rabu lalu bahwa pihak mereka telah menarik sekitar 30 pesawatnya dari pangkalan udara di Syria, termasuk semua pesawat tempurnya “Su-25” yang ditempatkan di sana. Militer Rusia mulai melakukan penarikan sebagian besar pasukannya dari Syria pada bulan Maret lalu, enam bulan setelah meluncurkan kampanye udara untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad.

0 comments: