Thursday, 31 March 2016

22:30:00

Gambaran di dalam Film Bangsa Hobbit digambarkan bertubuh pendek dan tingginya hanya separuh dari orang biasa (sekitar 60 sampai 120 cm, rata-rata 100 cm). Mereka cenderung memiliki telinga berujung runcing. Kaki-kaki mereka besar berbulu tipis dan kuat, sehingga kemanapun mereka pergi tanpa menggunakan alas kaki. Hobbit memiliki perut yang cenderung buncit serta tidak berjanggut.
Hobbit bisa hidup sampai berumur 130 tahun, walaupun tingkat harapan hidup mereka hanya 100 tahun. Hobbit memasuki masa remaja di usia 33 tahun. Hobbit juga memiliki kemampuan untuk menghilang dengan cepat tanpa suara.

Di Dalam temuan baru-baru ini para ilmuwan mengatakan spesies manusia kecil yang dijuluki "Hobbit" Homo Floresiensis umurnya lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya. Penemuan Homo floresiensis di pulau Flores daerah indonesia timur pada tahun 2003 menimbulkan banyak sensasi. Tetapi analisis baru menunjukkan hominin kecil diduga punah setidaknya sekitar 50.000 tahun yang lalu, bukan 12.000 tahun yang lalu.

Para peneliti melaporkan penilaian mereka direvisi dalam jurnal Nature. Prof Bert Roberts, dari University of Wollongong, Australia, mengatakan analisis baru benar-benar menyelesaikan apa yang selalu menjadi perdebatan, bagaimana mungkin untuk floresiensis bertahan selama 30.000 sampai 40.000 tahun setelah manusia modern diyakini telah ada di Indonesia. Sekarang tampaknya kita tidak hidup secara bersamaan dengan spesies kecil ini dalam waktu yang lama. Dan adanya kehidupan  manusia modern memiliki pengaruh dalam kepunahan spesies lain sebelumnya. Setiap kali manusia modern tiba di tempat yang baru, itu cenderung menjadi berita buruk bagi fauna endemik.


Sisa-sisa fosil yang ditemukan kira-kira 6 m di gua Liang Bua wilayah Flores, indonesia pada tahun 2003, yang diumumkan secara resmi pada tahun 2004 bahwa Homo Floresiensis dewasa tingginya sekitar 1 meter, Otak sangat kecil seukuran otak simpanse (sekitar 400 cu cm), Hobbit mungkin versi kerdil dari spesies Homo erectus arkaik. Analisis baru menunjukkan mereka menghilang sekitar 50.000 tahun yang lalu.

Kedatangan manusia modern bisa menekan kehidupan mereka semua sehingga punah. Ini bukan berarti manusia modern membunuh hobbit itu, kemungkinan manusia modern membuat hidup mereka menjadi tersingkir kedaerah lain sehinnga membuat mereka sengsara.


Gua Liang Bua di pulau Flores di mana fosil Hobbit yang digali terus diselidiki. Bertahun-tahun para peneliti terus menggali di daerah yang baru, untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik melalui struktur sedimen. Dari hasil analisis ini terdapat sebuah struktur yang hilang terkikis lapisan bahan. Dengan tidak adanya sedimen ini membuat pendapat pada temuan tahun 2003 menjadi lebih muda dari yang sebenarnya.

Berbagai teknologi analisis telah diterapkan pada materi isi gua tersebut, seperti arang, sedimen, flowstones, abu vulkanik dan bahkan tulang dari Homo Floresiensis itu sendiri untuk membantu membangun timeline baru.

Hal ini menunjukkan sisa-sisa kerangka tulang Floresiensis berumur antara sekitar 100.000 dan 60.000 tahun. "Tapi kemudian kami memiliki beberapa alat dari batu yang berusia 50.000 tahun dan ini sangat mungkin dibuat oleh Hobbit," jelas Prof Roberts. "Kami mengatakan 'sangat mungkin', bukan karena alat-alat batu kecil itu muat di tangan mereka, tetapi karena mereka terbuat dari batu vulkanik yang disebut silisifikasi tuff, yang mereka sukai. "Ketika manusia modern datang di daerah itu, mereka menggunakan alat-alat dari batu yang terbuat dari rijang, misalnya.

"Jadi, 50.000 tahun yang lalu adalah waktu yang cocok para hobbit menghilang/punah, sejauh inilah yang para peneliti bisa simpulkan. Tapi kami memang belum menggali seluruh gua."


Salah satu implikasi penting dari analisis baru ini adalah bahwa analisis ini mematahkan salah satu teori awal tentang asal-usul hobbit, yang mengatakan mereka tidak mungkin spesies yang terpisah tetapi hanya bentuk yang buruk dari manusia modern. Tetapi jika Hobbit tinggal di Flores 100.000 tahun yang lalu, pandangan ini juga tidak lagi dapat dipertahankan karena tidak adanya catatan tentang manusia modern yang ada di Asia Tenggara diwaktu itu.

Prof Chris Stringer, dari Museum Sejarah Alam di London, UK, adalah seorang ahli manusia purba. Dia setuju bahwa penelitian baru ini membantu meluruskan kisah Hobbit, dan membuat kami mungkin dapat mengetahui tentang bagaimana mereka punah.

0 comments: