Monday 6 June 2016

08:38:00

Menurut laporan dari Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan bahwa Pada hari Minggu Seorang anggota parlemen Afghanistan telah tewas akibat bom yang ditanam di dekat kediamannya di ibukota Kabul. Bom tersebut disembunyikan di dalam kotak listrik yang melekat pada dinding, meledak pada saat MP Shir Wali Wardak akan meninggalkan rumahnya, ujar juru bicara kementerian Sediq Sediqqi. "Itu bisa jadi bom yang menggunakan timer atau salah satunya diledakkan dari jarak jauh," kata Sediqqi, dia juga menambahkan bahwa jumlah orang yang tewas sebanyak 11 orang, termasuk lima pengawal MP Wardak dalam ledakan itu. sampai saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas kejadian itu.
Sediq Sediqqi


Serangan itu terjadi beberapa jam setelah pejuang Taliban menyerbu gedung pengadilan di selatan Kabul, yang menewaskan sedikitnya 7 orang, termasuk seorang kepala jaksa yang baru diangkat. Setidaknya sekitar 21 orang lainnya terluka dalam serangan di Puli Alim, ibukota provinsi Logar tenggara, laporan dari kepala keamanan kepolisian provinsi. "Kepala jaksa yang baru tersebut dikatakan sedang dalam acara diperkenalkan pada hari itu dan para penyerang menggunakan kesempatan tersebut pada saat jam sibuk untuk menyerang pengadilan," kata Nesar Ahmad Adul Rahimzai. Dia menambahkan bahwa ketiga penyerang tewas oleh pasukan keamanan Afghanistan.
Kelompok Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan di Puli Alim tersebut. Kelompok ini sering menargetkan pejabat pemerintah, dan
Kelompok ini mengatakan serangan itu untuk menanggapi eksekusi pemerintah dari enam tahanan Taliban pada bulan lalu. Serangan hari Minggu adalah serangan ketiga terhadap fasilitas pengadilan karena anggota kelompok mereka yang dieksekusi. Setidaknya 10 orang korban tewas dan empat lainnya luka-luka ketika seorang pembom bunuh diri menghantam sebuah bus yang membawa anggota staf peradilan dari Kabul ke provinsi Wardak sentral pada akhir Mei.


Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah berjanji akan memberikan respon yang lebih keras terhadap Taliban setelah serangan di Kabul pada bulan April lalu yang mengakibatkan 64 orang tewas.
Upaya perdamaian terhenti pada tahun ini setelah Taliban menolak untuk berpartisipasi dalam pembicaraan baru dengan pemerintah Afghanistan sampai pasukan asing meninggalkan negara itu. Para militan telah melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah Afghanistan sejak digulingkan pada tahun 2001.
NATO mengakhiri misi tempurnya di Afghanistan pada bulan Desember 2014, meninggalkan sisa kekuatan 13.000 personil yang digunakan untuk operasi pelatihan dan kontra-terorisme, termasuk di dalamnya 9.800 orang tentara AS.

0 comments: